Stage of Acceptance

Surat Yusuf is so beautiful. It teaches me that the closest people can betray and cheat on you. Broken hearts can be healed with love, ease comes after hardship, being sad doesn’t equal being ungrateful, and people of patience will have beautiful endings.

Welcome the Holy Month of Rajab.. may Allah replace our anxiety with reassurance. 🤲🏽

Regret

I know its not normal when most of the time i think that current situation might be better if i decided to take the other choice, just not this. It’s a backward-looking, unpleasant feeling in which I tended to blame myself and wish I could undo the past.

Letting go is not as easy as how we think of it. Maybe..maybe time will heal everything. But it’s take everything on me to try to be honest to myself that I made mistake, that I should learn from the mistake instead of drowning myself in regret.

 

Tired of this feeling.

May Allah make it easier for me.

Tentang Kepergian

Beberapa saat lalu mendengar kabar mengenai kepergian salah seorang rekan. Sebenarnya saya dengan almarhum tidak begitu saling mengenal, sedikit sekali saling mengobrol untuk waktu yang lama. Namun setiap kali berpapasan, pasti almarhum menyapa lebih dahulu. Bahkan, mungkin.. almarhum tidak tahu nama saya. Hanya menyapa saja, karena itu sudah menjadi karakternya. Sebaliknya, saya hafal namanya, karena begitu seringnya nama almarhum disebut rekan-rekan saya yang lain. Almarhum begitu dikenal oleh kami.

Apa pasal? Mengapa beliau begitu dikenal? Adalah karena pengkhidmatannya yang luar biasa kepada sesama. Saya ceritakan sedikit saja apa yang membuatnya “bersinar”.

Misalkan dalam sebuah acara pengajian, beliau bukan mereka yang duduk di ruangan mendengarkan kajian, namun akan menjadi orang yang pertama membagikan penganan, membereskan sendal dan sepatu, membersihkan ruangan, memunguti sampah-sampah yang tercecer. Beliau juga begitu mudah dimintai tolong. Siapa saja yang pulang kemalaman, beliau akan sedia mengantar.

Saya pernah mendengar dari Ustadz, bahwa kita seringkali diberikan pilihan untuk mengambil atau memberi. Misal ketika berdesakkan di depan dinding Ka’bah, apakah kita akan turut serta berdesakan hingga mampu menyentuhnya, ataukah mendahulukan orang lain untuk menyentuhnya? Melihat orang tua berdiri di bus kota, apakah kita akan memberikan kursi kita kepadanya, ataukah kita akan tetap pura-pura terlelap?

Memberi atau mengambil. Kedua pilihan itu selalu menyertai kita.

Hujan ucapan duka dan doa mengiringi kepulangan rekan tersebut. Kebaikannya dikenang. Dan semua berduka. Betapa bahagianya beliau dapat beroleh kemuliaan yang demikian.

Mengingat rekan saya yang berpulang tersebut, saya memikirkan bagaimana kiranya kepergian saya akan dikenang orang lain.

On Jealousy

Saya merasa diri saya pencemburu yang parah terhadap suami. Tapi biasanya cemburu saya tidak berbentuk marah-marah dan berargumen keras dengannya. Jika cemburunya terlihat dalam suara yang lebih tinggi, dapat dipastikan itu bukan marah atau cemburu yang sebenarnya, hehe. Kebanyakan wanita memang memilih diam ketika ia marah. Saya termasuk yang demikian. Sebaper drama Korea saja, di dalam hati bergemuruh, menyedih-nyedihkan keadaan, lalu menangis mengasihani diri sendiri, menyalahkan keadaan, akhirnya sulit menentukan; sebenarnya yang membuat saya cemburu kepada suami itu apa.Ternyata hal itu terasa ga sehat banget. Kita jadi tidak respek terhadap diri sendiri. Fikiran juga jadi kalut terus.

Jadi ingat ucapan seorang teman, selayaknya lah semua bermuara dan kembali kepada Pemilik Hati. Kita tidak bisa menggenggam terlalu erat rasa cinta itu. Semuanya berada di genggamanNya.

Sebagai laki-laki, fitrahnya suami adalah makhluk yang bebas. Bebas berkehendak, tetapi setiap perbuatannya diikuti oleh tanggung jawab dan konsekuensi. Berbeda dengan seorang istri, ketika perjanjian agung diikrarkan, ia menikahkan dan menyematkan dirinya kepada suaminya (bukan sebaliknya), mahar dia terima, beberapa hak dalam kebebasannya ditebus. Rasa malu menjadi harga diri dan jihad terbesarnya. Ini bukan gap gender, tapi memang alaminya demikian.

Fitrahnya memang suami tidak dapat menghindar dari aktivitas sosialnya. Gravitasi hidupnya lebih banyak, hak-hak sosialnya lebih luas, oleh karenanya rentan dengan segala resikonya. Perlu tameng lebih lebih ekstra dari dirinya untuk mengendalikan fitrahnya itu. Sehingga, apa yang dapat mengontrolnya adalah tingkatan ilmunya mengenai tanggung jawabnya di dunia dan di akhirat. Harga dirinya ada pada fikiran dan sikapnya.

Sebagai istri, saya tidak berhak membatasi kehidupan interaksi sosial suami, itu jelas melawan haknya. Saya hanya dapat mengingatkan tentang tanggung jawabnya dan bahwa apapun yang kita miliki bermuara dan berakhir padaNya. Seorang istri tidak bisa menjadi gawang terus untuk membatasi gerak suami, lelah sendiri nanti. (:

Betapa manusianya kita yang dapat terlemahkan oleh sesuatu yang kita genggam terlalu erat. May Allah give us strength to manage jealousy…amin.

Cemburu wanita yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan, sedangkan cemburunya laki-laki adalah kehormatan

– Imam Ali as

 

p.s : Sudah lama sekali tidak menuangkan fikiran di dalam tulisan, mungkin juga karena berkurangnya aktifitas membaca. Ini jelas sebuah kemunduran, mari berdayakan jiwa lebih baik lagi. (:

Lyric of The Day : About Our First Met

August 21, 2015. when i newly turn to 27 years old, that’s when the first time i met him.

Communication – The Cardigans

For 27 years I’ve been trying to believe and confide in
Different people I’ve found.
Some of them got closer than others
Some wouldn’t even bother and then you came around
I didn’t really know what to call you, you didn’t know me at all
But I was happy to explain.
I never really knew how to move you
So I tried to intrude through the little holes in your veins

And I saw you
But that’s not an invitation
That’s all I get
If this is communication
I disconnect
I’ve seen you, I know you
But I don’t know
How to connect, so I disconnect

You always seem to know where to find me and I’m still here behind you
In the corner of your eye.
I’ll never really learn how to love you
But I know that I love you through the hole in the sky.

Where I see you
And that’s not an invitation
That’s all I get
If this is communication
I disconnect
I’ve seen you, I know you
But I don’t know
How to connect, so I disconnect

Well this is an invitation
It’s not a threat
If you want communication
That’s what you get
I’m talking and talking
But I don’t know
How to connect
And I hold a record for being patient
With your kind of hesitation

Oh, I need you, you want me
But I don’t know
How to connect, so I disconnect
I disconnect

 

listen the song here :

Lagu ini sering sekali saya putar beberapa hari setelah bertemu dengannya. Karena mendapati ternyata ketika bertemu seseorang, kita mesti siap dengan segala apa yang telah dia lalui, apa yang tengah ia hadapi, apa yang ingin ia jelang.

menyedihkan di awal mulanya, betapa saya betapa sulit menerima kenyataan atas segala apa yang Tuhan hadirkan satu paket dengan kehadirannya. we totally strangers..

hingga kemudian… menyadari, begitu banyak orang-orang asing yang dihadirkan ke dalam kehidupan kita. Bukannya kebetulan, namun sudah ditentukannya, jauh sebelum ruang dan waktu tercipta. take them or leave them.

lots of fo R.

A Gift.

Pernahkah kamu mendengar tentang jiwa-jiwa yang saling berjumpa di kehidupan lain?  Sebenarnya mereka telah mencari satu sama lain di kehidupan ini. Itulah mengapa ketika seseorang bertanya padaku; “bagaimana mungkin kamu tahu bahwa dialah seorang yang tepat untukmu?” Aku mampu uraikan jutaan alasan- tapi yang paling kusukai adalah:

Sebelum ruang dan waktu adalah sebuah konsep,

Sebelum cinta adalah rangkaian puisi,

Sebelum aku ada,

Sebelum ia dicipta,

Tuhan telah menuliskan namanya bersama namaku.

 

231e0a68a022cd6671f26eaeddabccbf

picture

 

 …

August 21, 2015. First time i met him in person. August is special for me. in the first week; i had my birthday, in the middle of the month; first time we chat, in the end of the month; we finally met in person.

He’s like a birthday gift Allah has sent for me. Alhamdulillah for his existence in my life.

his heart and my heart are old friends.

20150821_181548

.. August 21, 2015 : first time i saw you from the corner of my eyes ..

i you, Radityo.

p.s : entah kenapa, beberapa menit sebelum bertemu dengannya di seberang tempat saya berdiri itu, saya seketika berkeinginan untuk menangkap gambar tempat kami akan bertemu. feelings..

 

Milangkala

Bahkan jika doamu hanyalah ucap syukur, mungkin itu cukup.
Bahkan jika penyucian dirimu hanyalah penerimaan diri, mungkin itu cukup.
Bahkan jika pengkhidmatanmu hanyalah rasa belas kasih, mungkin itu cukup.
Bahkan jika yang dapat kamu tawarkan hanyalah empati, mungkin itu cukup.
Bahkan jika ritualmu hanyalah pemberian maaf, mungkin itu cukup.
Bahkan jika yang dapat kau tebarkan  hanyalah rasa damai, mungkin itu cukup.
Bahkan jika tabungan ibadahmu hanyalah kautahan dirimu dari dosa, mungkin itu cukup.

…Selamat berulang tahun.

Kamu berhutang budi yang tak mampu kau tunaikan kepada mereka yang mengucap doa-doa untukmu. Baik mereka yang mengucap doa tertampak di hadapanmu, mengalirkan lautan air matamu. Atau mereka yang melirihkan doa untukmu dalam heningnya, bahkan desau angin tak mampu tiupkan senyap doanya.

Hello August, We Meet Again..

it was in the middle of August, when someone surprisingly chat me on G+’s hangout;

“hey, i read a lot of post on your blog, you seems like a nice person, it seems good if we meet in person”

there you were.. entering the cafe looking for a best table to spot me. there i was.. taking a picture of you entering the cafe from second floor of my office.

2 minutes later.. me went down the stairs, crossing the street, plug in my earphone into my phone, put on my ears without playing anything, walking to the cafe, face down, trying to be relax that i will meet someone i never meet before.

there was me..taking the chair, and sit.. still, face down. counting 1, 2, 3, 4, in my heart and you were came in 5 seconds. taking a chair in front of me..

“milt..milta..!”

and the story goes..he is the person i finally marry with.

it was in the end of August, our so-called first date, 1 week from the first meet. rode your motorcycle around the city, went to the crowded of Braga, offered shalat at Mesjid Agung,  shared stories under the lights of Braga, went to vintage art shop, went to vintage cafe and shared food.

never know that Allah has written his name to be one of beautiful people who will coloring my life. can not believing how wonderful Allah has planned our meeting in a such beautiful and perfect time, perfect place. still can’t believe how beautiful it was.

 

tumblr_msutgg5iam1qampifo1_500

 

tumblr_mpep1hjp9I1qampifo1_500

 

img_3803

***

The Monophones – Rain of July

I’m standing here in the sky of july
With the blue and cloudy sky
With the land there’s dry

The sun its burning all of the land
Turn the stone into the sand
Leave my world in pain

Dear sunshine would you give of your time
To give the cloud chance when the dream has so blind
Dear sunshine why don’t you understand
All I need is only rain to wash away all the pain

The sun its burning all of the land
Turn the stone into the sand
Leave my world in pain

What should I do at least for a try
To pick a piece of yours being rain of july
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours being rain of july

How can I release my pain
All my world will lost in vain
If the rain will not to fall
In the sky of july

I can see you
Thought I can’t have you
I can feel you
Is everything has a meaning
For all those days I’ve been trying
And here I’m keep on waiting

Dear sunshine would you give of your time
To give the cloud the chance when the dream has so blind
Or should I flying high to the sky
To pick a piece of yours being rain of july

***

 

…welcome to my heart, Radityo...

p.s : not even a single picture of him will be shown here, because he is too dashing and i wont let you look into his beautiful eyes..he is limited only for me.

heart beats melancholy

suddenly crying a lot on our dining table because Ya Allah i really miss him. he were just went for work only since 8 hrs ago and will be at home in 2 hrs.. but i miss him badly.

i recall how sweet our first meet; the smiles, the gesture..when i need a long time to finally recognizing his detail appearance, because i never had a courage to see his face, i always lower my gaze in front of him..

11 months since our met..

i still couldn’t believe that i married him.

things are more easier with him. couldn’t ask more than this. everything are more wonderful, warming, and full of surprises.. yet refreshing! a new stage of life, alhamdulillah.

still have this feeling.. to feel a heart beats waiting his coming in front of the door.. the same heart beats i felt on our dates when we were like a boyfriend-girlfriend. the same heart beats; “when will he arrive? when will he arrive? , when will he arrive? ”

knock..knock…that feeling when you are happy enough to see him again in front of the door, and sheepishly looking at his smiling face!

may Allah keep this heart beats from me.

…i love you between the tears on our dining table…