Sedang Merencanakan Perjalanan ke Kediri-Blitar.

Rencana Itinerary Kediri-Blitar

.. real itinerary trip Kediri - Blitar ..

.. real itinerary trip Kediri – Blitar ..

Rutenya; naik KA Kahuripan dari Bandung sampai Kediri, lalu dari Kediri naik kereta api KRD ke Blitar, lalu kembali lagi ke Kediri untuk pulang ke Bandung via kereta yang sama. Tadinya mau sekalian ke Jombang, karena acara utama dari perjalanan ini adalah perjalanan ziarah, hehe. Jadi kalau ke Jombang, bisa sekalian berziarah ke makam Alm Gusdur. Namun dilihat dari peta rute kereta KRD yang juga harus disesuaikan dengan waktu yang saya miliki, akhirnya saya hapus Jombang dari daftar. Saya memutuskan untuk berziarah ke Makam Pak Sukarno di Blitar, dan city sight disana. Ini karena posisi kedua kota (Blitar dan Jombang) yang tidak satu jalur dari arah Kediri. Sehingga rute kereta yang memungkinkan mencapai keduanya, harus bolak-balik ke Kediri lagi, hihi. Dan dengan waktu yang hanya sedikit, susah untuk menyesuaikan jadwal keretanya. Andai saja saya ambil cuti 1 hariii saja, pasti waktunya akan cukup. Sedangkan rencana perjalanan ini hanya akan memanfaatkan waktu libur Sabtu-Minggu.

Tapi, selayaknya setiap rencana perjalanan, selalu membuat saya excited! 2 minggu lalu saya ke Jogja-Solo, dan kenangannya semoga selalu terpatri di ingatan saya. Akan sulit untuk merelakan kenangan akan kebahagiaan itu dari ingatan saya. Wah.. tapi ko belum sempat dituliskan? Hehe. Sejujurnya selalu malas menceritakan cerita perjalanan. Banyak yang tersimpan di draft, kemudian hapus begitu saja. Bingung juga memilah-milah foto yang asik! Hehe.

Oh ya, selain berziarah ke Pak Sukarno, perjalanan Kediri-Blitar kali ini akan lebih banyak city sight.! Saya pribadi, lebih suka perjalanan yang berkaitan dengan kultur masyarakat, agama, heritage, dan city sight. Oleh karena itu.. pasar tradisional dan mesjid di daerah yang saya kunjungi selalu menjadi favorit saya! Hehe. Saya jarang sekali memilih wisata pantai. Entah, tidak pernah terlalu tertarik. Kalaupun wisata alam, saya akan lebih suka hutan, gua-gua, atau pegunungan. Akan lebih menyenangkan memeluk alam dalam kedinginan daripada dalam kepanasan. Apa sih?! 😀

Oh ya, saya juga berencana mengunjungi Gua Maria di Kediri dan situs-situs Katolik di sekitarnya. Jika rencananya berjalan dengan baik, maka Gua Maria Kediri akan menjadi Gua Maria kedua di Indonesia yang saya kunjungi.

Akhirnya, saya berdoa semoga berkah perjalanan ini diberikan Allah kepada saya.. 🙂

Catatan dari Peringatan Wiladah Imam Ali Ridha As

Kemarin malam saya menghadiri peringatan Wiladah Imam Ali Ridha (as). Imam Ali Ridha (as) adalah Imam ke-8 dalam silsilah Imamah mazhab Ahlulbayt. Dilahirkan di Madinah dan dimakamkan di sepetak tanah di Thus. Sepetak tanah itu, karena keberkahan Imam yang dipeluk tanah itu, menjadi sepetak tanah yang paling banyak diziarahi di Iran, dan bahkan di dunia. Sedangkan Mashad adalah nama yang kemudian disematkan kepada petak tanah itu kemudian. Artinya tempat shahid. Letaknya di provinsi Khurasan. Silahkan telusuri letaknya melalui bola dunia.

Sebelumnya saya ingin berbagi ringkasan ceramah yang pernah disampaikan Ustdaz Miftah tentang Imam Ali Ridha (as) tahun lalu. Harusnya saya posting tahun lalu, tapi dengan alasan yang sama (baca; malas) tulisan-tulisan ini jadi terkubur di draft.

Salah satu julukan Imam Ridha (as) adalah Gharibul Ghurba, artinya yang terasing dari semua yang terasing. Mengapa? Para Imam Ahlulbayt dimakamkan dekat satu sama lain, misal di Baqi, di Iraq. Imam Ridha dikebumikan di Mashad, jauh dari keluarganya, dan terasing.

Para Imam dari silsilah keluarga Nabi selalu dikebumikan di tempat yang rahasia, tersembunyi pada awalnya. Najaf; pusara Imam Ali (as), pada awalnya juga bukan sebuah kota. Kota besarnya adalah Kuffah. Tapi karena keberkahan para Imam itu, maka Najaf perlahan-lahan didatangi oleh para peziarah. Banyak orang yang memilih hidup di Najaf dan lama kelamaan meninggalkan Kuffah menjadi kota lama yang ditinggalkan. Begitu juga Thus. Mashad lah yang berkembang.Thus lama kelamaan ditinggalkan. Sekarang bahkan tidak menjadi sebuah kota sama sekali.

Tidak kurang dari 30 juta peziarah yang datang ke Mashad dalam pekan wiladah Imam . Jauh lebih banyak daripada jemaah haji. Memang datangnya bertahap.Tapi kalau dihitung occupancy, hotel, dan lain sebagainya, ada 30 juta peziarah yang datang ke Imam Ridha (as).

Ustadz Miftah pernah ditanya seorang pengkhidmat pusara Imam Ridha di Iran.

Apa kedekatan orang Indonesia dengan Imam Ridha (as)? Atau apa ada yang istimewa (yang spesial) pada bagaimana orang Indonesia memandang Imam Ridha (as)?

Jawaban Ustadz Miftah;

Imam Ridha (as) itu disebut Gharibul Ghurba (yang terasing dari yang terasing). Dan kami, para pengikut Ahlulbayt di Indonesia itu merasa seperti itu. Kami juga merasa terasing dari yang terasing.Jauh dari siapa-siapa.Kami tidak punya “tempat pelarian”, “tempat perlindungan”. Kalau para pengikut Ahlulbayt di Indonesia kepada siapa kalau mau ziarah? Jadi, mungkin yang mendekatkan kami dengan Imam Ridha (as) yaitu: kami sama-sama yang terasing.

Jadi kami merasa, para pengikut Ahlulbayt itu seperti Imam Ridha (as) dulu.Terasing. Jauh dari keluarganya, jauh dari keluarga kami (para pengikut Ahlulbayt yang lain).

Tapi, Imam Ridha (as) tidak lagi jadi yang terasing dari yang terasing. Karena Imam Ridha (as) berada di tengah tengah keluarganya, berada di tengah-tengah para peziarahnya. Justru sekarang Imam yang terasing itu, yang di Irak, yang di Baqi’. Jauh dari keluarganya, jauh dari para pecintanya. Yang di Baqi’, mau mendekati saja dilarang. Rasulullah (sawa) pun terasing dari para pecintanya, dari para perindunya. Ziarah berlama-lama dihalangi sedemikian rupa, dan banyak larangannya. Imam Ridha (as) yang dijuluki yang terasing dari semua yang terasing, sekarang telah pulang ke rumahnya. Berada di tengah-tengh keluarganya, di tengah-tengah para pecintanya.

Menarik kutipan ceramah Ustadz Miftah itu. Manakala kita merasa terasing, jadi teringat para Imam itu. Kita jauh dari mereka dan terpisah jarak dan rentang waktu yang sangat panjang. Saya seringkali tidak nyaman menceritakan suasana hati saya terkait spiritual. Itu personal, saya tidak ingin menuliskannya, saya ingin dapat membatasinya untuk diri saya sendiri. Jadi terkait hubungan dengan Imam Ridha, saya akan berhenti di sini. Tentang perasaan saya mengenai peringatan tadi malam, semoga Allah menetapkan perasaan ini untuk selalu berada di hati saya.

Oh ya, acara tadi malam diberkati pula dengan kehadiran 4 orang pengkhidmat pusara Imam Ridha (as). Jadi, jika kita diberkati untuk dapat menziarahi Imam dari dekat, mungkin kita akan bertemu para pengkhidmat itu. Seringkali saya mendengar tentang para pengkhidmat pusara Imam Ridha (as). Atau melihat tayangannya di internet. Banyak dari para pengkhidmat itu adalah akademisi dengan titel tinggi dan para pengusaha sukses. Mereka rela menunggu antrian untuk dapat menjadi para pengkhidmat Imam Ridha (as). Ada yang menjadi penjaga dan pengelap sepatu, ada yang menyediakan makan dan minuman, yang menyapu dan mengepel, dan sebagainya. Mazhab Ahlulbayt memang identik “mencuri” berkah dengan cara seperti ini. Saya bayangkan, betapa humble-nya para pengkhidmat itu. How can a soul as humble as that? their humbleness put me to shame and speechles, i could cry because of their humble soul. Membandingkan dengan betapa jumawanya para pejabat di negara ini..

.. tamu kehormatan yang hadir ..

.. jamaah yang hadir ..

Keempat pengkhidmat itu adalah; seorang dosen dan dokter mata, seorang akademisi yang telah menulis puluhan buku, seorang doktor yang juga akuntan, dan seorang dosen lulusan Amerika. Yang kelima diantara tamu kehormatan adalah dosen di ICAS Paramadina, yang menurutnya mulai jatuh cinta kepada Indonesia selama 4 tahun ini. Mereka diberkati kerendahan hati untuk dapat berkhidmat kepada Imam Ridha. Yang akuntan itu, qiroat tingkat internasional yang bacaannya menurut saya dapat meluluhlantakkan hati manapun. Yang akademisi dan penulis itu, bertausiyah dalam waktu 5 menit saja dapat menyejukkan hati manapun, yang dosen ICAS itu, tidak pernah melepaskan senyum dari wajahnya, beliau sepertinya jatuh cinta sekali dengan suasana peringatan malam itu, hhehe..

Satu hal yang sama dari mereka; mereka berjanji kepada kami untuk menyampaikan salam dan ziarah kami kepada Imam Ridha as di Mashad.

Ustadz Jalaluddin Rakhmat pun memberikan waktunya untuk menyampaikan untaian hikmah kelahiran Imam Ali Ridha (as). Sebelum acara berakhir, ini yang mengharukan. Mister qiroat itu (Mr. Ali Ashgar Nabavi) memimpin kami berziarah kepada Imam Ridha (as). Hmm.. Jadi kangen lagi suasana peringatan tadi malam. Dari Mashad, mereka membawakan kami foto-foto pusara Imam, gula dan garam yang biasa disajikan di sekitar pusara Imam.. daaan.. kain hijau bendera di pucuk tomb pusara Imam.

Kami diizinkan bersalaman dengan mereka, mengambil keberkahan dari para pengkhidmat itu, diizinkan menyentuh dan mencium keberkahan dari kain hijau itu..dan membawa pulang foto beserta gula-garam itu.. di dalam bungkus gula garam itu ternyata ada sehelai kain kecil potongan dari kain penutup pusara Imam Ridha (as).. alhamdulillah..

IMG-20140904-WA0008

.. bendera di pucuk tomb pusara Im Ali Ridha (as) ..

This slideshow requires JavaScript.

Ketika acara berakhir..saya terpaku di tempat saya duduk. Hadirin bersiap pulang, namun saya enggan beranjak. Saya menulis sesuatu di kertas. Sebuah surat dengan tulisan tangan saya untuk Imam Ridha (as). Saya menuju ke Mister Ali Ashgar Nabavi, saya meminta beliau membacakan tulisan tangan saya itu di hadapan pusara Imam Ridha (as) di Mashad. Perasaan saya tidak karuan.. my heaaaart.. may my handwriting reaches Imam Ridha (as)..

(foto-foto dicapture oleh Ibu Enovita Miftah)

Membuat Es Agar-Agar Melon

Kemarin saya berbagi pengalaman pertama memasak Mie Ayam. Siangnya saya membuat Es Agar-agar Melon. Segar, dan cocok sebagai penutup setelah kenyang dengan Mie Ayam, hehe.

Ingin berbagi cara pembuatannya.

20140831_121329-tile

 

20140831_122131-tile

 

 

20140831_122321-tile

 

 

Mie ayam (1)-tile

walaaaa… enak dan segar!
20140831_123302
Oh ya, saya suka sekali rasa sirup ABC rasa melon ini! 🙂

Memasak Mie Ayam

Dua hari libur akhir pekan ini, saya menghabiskan waktu di rumah. Kegiatan favorit saya ketika akhir pekan adalah memasak. Kali ini saya mencoba memasak Bakmi Ayam, salah satu makanan favorit saya dan keponakan-keponakan. Ini pertama kalinya saya mencoba memasak Bakmi Ayam. Alhamdulillah seluruh keluarga suka dengan rasanya. Misi berhasil! Saya ingin berbagi resepnya. 🙂

20140830_085917-tile

20140830_095254-tile

note : saya pribadi lebih suka merica utuh, rasanya lebih enak dibanding pakai merica bubuk dalam kemasan. Jahe dan lengkuas? Kenapa saya menambahkannya? Saya suuuuka sekali dengan rasa dan aroma jahe dan lengkuas dalam racikan bumbu. Bukan bumbu populer dalam mie ayam, tapi beberapa ahli resep juga menyertakannya. Dan menurut saya rasa tumis ayam menjadi lebih nikmat karena jahe dan lengkuas.

Cara Memasak : Bumbu Tumis Ayam.
Panaskan 4 sdm minyak dengan api kecil, masukkan bumbu yang dihaluskan beserta irisan daun bawang, serai dan salam. Setelah bumbu mengeluarkan aroma harum, masukkan potongan ayam, aduk sampai bumbu menyatu dengan potongan ayam. Tambahkan kecap asin, kecap inggris dan kecap manis. tuangkan setengah gelas air, tutup untuk membuat bumbu meresap dan air berkurang. Setelah air berkurang setengahnya, masukkan jamur kancing, aduk-aduk sampai matang, dan tumisan segera diangkat. Tumisan jangan sampai kering yaa..harus tetap terdapat air tumisannya.

20140830_172913-tile

20140830_173603

20140830_175829

Cara Memasak: Kuah Kaldu
Didihkan 500ml air, masukkan 100gr tulang ayam, masukkan bumbu yang dihaluskan, didihkan selama 15 menit

20140830_100228-tile

Cara Memasak : Mie Telur basah
Didihkan 1 liter air, tambahkan 1sdm minyak ke dalam air. Masukkan mie ke dalam panci dengan menggunakan saringan. Tiriskan dan tuangkan mie ke dalam masing-masing mangkuk.

20140830_174853-tile

Pelengkap:
rebusan caisin iris, bakso sapi, kerupuk pangsit, goreng bawang, kecap dan saus.

walaaaa… berikut hasilnya.

20140831_144248

Enak, dan semua keluarga saya yang ikut makan, memuji rasanya. hore!  Lebih enak daripada kelihatannya loooh.. Ada yang mau berbagi pengalaman memasak mie ayam?

Payung Teduh is Always The Best Escape

 
Dunia Batas : Rahasia | Song & Lyric : Is
Tak ada sore dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam
Semua tlah hilang terserah matahari
 
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu, balas semua bisikanku memanggil namamu
 
Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suara ku

Sending Gift For An Online Friend

i sent two books for a friend. he is the first indonesian shia friend i met online who i wish i could learn more from.. once we exchange our contact number, i didnt even know about his personal life (like where does he live, i didnt know if he’s married or not..). he is a faceless blogger, and whenever i interact with him, it’s all about islam. masya Allah his hijab, right?
once i thought about sending the books, i was thinking to send them as a surprise gift for him, but the problem is i never know his address. so its not a surprise anymore since i asked him his address. heheh.

those times when i spend much time on tumblr, i used to got the gifts from some of my online friends (i remember i got exclusive gig records of my fav band from an online friend in Karawang, got islamic books from an online friend in Kalimantan, postcards from a traveller blog, and free merchandise from some bands i write about on my blog). oh i also like doing giveaways, so i can send my friends gifts too. tumblr makes you want to meet people you follow in real life, you feel like you know them for so long just by reading their posts. i remember i interact with many great islamic blogs from other countries; some of them are really faceless, they write long posts about islam but never posted their personal picture. i miss those times, like really.

but since the middle of the last year, tumblr become more mainstream, most of people i follow deleted their blog. so i prefer to sleep more in my house than staying all night on tumblr. and i reached the time when finally i leave tumblr.i will be forever indebted and in love with best people i found on tumblr. i feel like i lost some good friends from my life. but alhamdulillah.. everything is belong to Allah. may all my online friends find peace wherever they are. 🙂

jumat mubarak!

Menonton Kelanjutan Serial Mahabharata

Setelah berhenti menonton selama satu bulan, akhirnya saya sampai pada episode paling mengharukan dari serial Mahabharata ini. Episode 254, episode meninggalnya Karna. Duh rasanya hancur sejadi-jadinya. Episode ini mungkin salah satu episode yang paling saya tunggu, dan membuat saya bertahan menonton Mahabharata.

Maharathi Karna, tak perlu diragukan lagi merupakan salah satu tokoh sentral dalam epik ini. Bharatayudha tidak akan terjadi, jika Karna tidak ada. Karena apa? Karena dasar dari segala kepercayaan Duryudhana untuk menyatakan perang adalah kepercayaan bahwa ia akan menang dengan keberadaan Maharathi Karna di pihaknya. Bahkan, sesudah setiap kekuatan tetua Hastina runtuh, Duryudhana tak hendak menghentikan perang, karena ia percaya satu Maharathi Karna cukup baginya untuk kehormatannya. Dan, orang terhormat akan meninggal secara terhormat pula. Bisa dilihat bagaimana basudev Krishna selalu memiliki respek terhadap karakter ini. Jika dilihat lebih jauh, pengaruh pribadi Karna juga melekat ke diri Duryudhana setelah Karna meninggal. Duryudhana tidak mau meletakkan senjata, meskipun Duryudhana sudah mafhum bahwa pihaknya yang kalah. Namun, Duryudhana tidak mau membuat dirinya kalah sia-sia. semangat ksatria Karna menginspirasinya untuk tetap mempertahankan kehormatan dan wafat sebagai ksatriya. Tapi itu kalau versi aslinya (versi alih bahasa KMG translasi), kalau versi starplusnya, di episode-episode ini Duryudhana merutuki Karna atas kekalahan Karna. kira-kira begitu. 😦

Tidak akan membahas lebih jauh tentang jalannya cerita dari serial yang paling banyak ditonton di negerinya ini. Oh, di Indonesia ada di urutan kedua sebagai acara yang paling banyak ditonton! Dengan durasi yang hanya 25 menit (beberapa kali memang 50 menit), worth watching karena beberapa alasan yang saya lihat :

Biaya yang besar untuk investasi pembuatan serial ini menghasilkan efek-efek dan penokohan yang hebat, dengan ratusan tim kreatif design, kostum yang indah, dan penayangan adegan-adegan yang segar, namun detil.Salah satu nilai plus juga dari serial Mahabharata versi starplus ini adalah ketepatan dalam memilih aktor dan theme song menurut saya.

Perhatikan bagaimana hebatnya akting untuk karakter Duryudhana dan Arjuna (keduanya adalah aktor favorit, meski bukan karakter favorit). Terlihat matang dan all packed menggambarkan karakter keduanya. Pooja Sharma as Draupadi is also good, but i more like Kunti which is perfectly portrayed by Shafaq Naaz. she’s so natural, queen of everyone. Over all, all the actors are deserve all the awards!

Oh dan tentang theme song! Semuanya keren (duh kata ‘keren’ ini memang subjektif sekali, susah menggambarkannya). Saya pribadi suka sekali theme song Karna’s entry, Draupadi’s wedding, dan Basudev Krishna’s entry yada yada hi dharma sya.. heart touching!

Saya heran, kenapa bisa semua entry song cocok sekali dengan karakter yang sedang di-highlight. Dan.. theme song untuk Drupadi’s wedding itu..menghancurkan hati sekali. Ketika pernikahannya dengan lima Pandawa itu, saya seperti melihat.. mulai disanalah kiranya penderitaan Draupadi akan dimulai.. sering beneran nangis dan galau setiap kali mendengar theme song Draupadi’s wedding (tidak tahu judulnya apa, hehe!). Pokoknya udah sepaket kayanya dari jalan cerita, pemilihan aktor, theme song, keren dan segar!

Ini beneran salah satu serial yang menguras emosi, susah move on, dan akan susah pula melupakan. Akan menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah hidup saya, bahwa saya pernah menonton serial keren ini.

Oh ya, kalo yang ga sabar menonton kelanjutan dari episode di antv (yang sebetulnya udah ketinggalan jauh, hehe) atau malah ada yang ketinggalan episode-episode sebelumnya, saya ada temen yang jual hasil downloadan versi starplus (kualitas HD bening bingiiitzzz hehe) yang diformaat ke dalam dvd. Dia jual dengan harga Rp 9,000/dvd. satu dvd ada sekitar 10-12 episode. Jadi sekitaran total dari episode pertama itu ada 24 disc (sekitar 216.000an kira-kira). Dan terakhir saya cek, dia udah download sampe episode 258 (udah di episode setelah Karna meninggal). Bahasanya Hindi, dengan pilihan subtitle Indonesia dan Inggris. jadi bisa tetap mendengarkan suara asli para pemainnya yang menggetarkan jiwa itu. hehe.. Saya ingin bantu teman saya yang geek itu sih, karena dia bantuin saya untuk dapat menonton setiap episodenya, hehe. Lumayan untuk mengurangi beban hidup teman saya itu, hehe. Udah jomblo, butuh uang pula, padahal pinter IT bingiiits. Bisa hubungi ke 085318871407 ya.. semoga enak bertransaksi, dan ga tipu-tipu. 🙂 Ini contohnya, aww Arjun’s eyes!

Bening ga? hehe

Bening ga? hehe

Oh ya, ingin mendengar juga kesan teman-teman yang sudah dan sedang menonton serial ini..apa yang disukai, apa yang tidak disukai..jika berkenan, share di comment ya.. 🙂

pranipaat

Mendaki ke Gunung Manglayang

Hari Kamis lalu saya berolah raga bersama beberapa rekan kerja. Olahraganya agak berat dan membutuhkan waktu lama.. mendaki ke puncak Manglayang! Kami start dari rumah jam 6 pagi, menuju bumi perkemahan Batu Kuda, setelah sebelumnya melalui jalan perkampungan menuju komplek perkemahan tersebut. Bumi Perkemahan Batu Kuda biasanya menjadi meeting point bagi para pendaki. Tempat awal mula kami akan memulai mendaki menuju Puncak Manglayang. Akses menuju Bumi Perkemahan Batu Kuda dapat dilalui motor dan mobil, kira-kira 20 menit dari jalan utama Cileunyi.

Pukul 6.30 kami sampai di Bumi Perkemahan Batu Kuda. Beristirahat sejenak. Kami menggunakan waktu istirahat untuk sarapan. Penting pula, kami menyempatkan olahraga peregangan sekitar 5 menit sebelum mulai mendaki. Saya sudah lama sekali tidak mendaki. Terakhir mendaki semasa SMA, Ciremai! Sekitar 9 tahun lalu! Haha. Setelah mendaki Manglayang, jadi terfikir juga untuk kembali memulai hobi saya ini.

Bagian yang paling saya suka dari Bumi Perkemahan Batu Kuda adalaaah.. pohon pinus!

???????????????????????????????

???????????????????????????????page

Seketika langsung teringat Bon Iver dan Fleet Foxes! I miss their music, like soooo much! Seteelah berdoa, sekitar pukul 7.00, pendakian kami dimulai. Bismillah..

???????????????????????????????

Kami ber 11. Ada satu anak yang ikut mendaki pertama kali, jadi kami melakukan perjalanan mendaki kami santai sekali. Kira-kira kami tempuh perjalanan sekitar 3 jam, 1 kali istirahat sebelum sampai ke puncak 1818 Manglayang. Hmm.. kesan pertama mendaki Manglayang; wah kecil-kecil cabe rawit, pedas! Tracknya lumayan tipis, terpeleset sedikit, bisa langsung terguling ke jurang. Menyesalnya pula, kala itu saya memakai jins, karena tidak ada celana sport yang bersih kala itu. Hehe. Rasanya tidak safety, kaku, dan bergerak menjadi tidak nyaman. Sehingga harus lebih ekstra hati-hati. Saya terlalu meremehkan Manglayang sebelumnya. Menyesal.

This slideshow requires JavaScript.

Setengah perjalanan

.. setengah pendakian..

On the note : meskipun track pendek, tetap mesti dihindari memakan jins ketika mendaki, kita tidak pernah tau seberat apa track yang akan kita tempuh.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

Oh ya, kabut mulai naik ke atas bukit, hawa menjadi lebih dingin semakin tinggi kami mendaki. Shooting to our body, menjadi segar karena sebelumnya keringat mulai mengalir..

???????????????????????????????

???????????????????????????????

.. Selamat! Anda telah berhasil mendaki 1.818 mdpl! ..

 

???????????????????????????????

Sampailah kami di puncak. Kami mulai menggelar tikar, dan siap memasak. Makan siang kami ada bihun kuah instan, mie goreng instan, roti dan air mineral. Oh, beberapa memasak kopi instan. Penting juga diketahui, di puncak Manglayang tidak terdapat sumber air. Jadi bawa air persediaan secukup mungkin, dan gunakan sebaik mungkin.

This slideshow requires JavaScript.

Oh ya, foto dulu sebagai tanda kami telah sampai 1818mdpl!

This slideshow requires JavaScript.

Setelah cukup beristirahat, beberapa dari kami memutuskan untuk menuju Puncak Bayangan. Saya tertarik ikut. Akhirnya 6 orang dari kami menuju Puncak Bayangan. Sisanya beristirahat di atas tikar. Oh ya, saya bertemu dengan rombongan mahasiswa IPDN. Salah satu dari mereka menggenakan kaos Efek Rumah Kaca. Karena mutual interest, akhirnya saya ajak berfoto. Hehe!

???????????????????????????????

Perjalanan menuju puncak bayangan sekitar 20 menit. Jalanan menurun dan licin. Lebih terjal daripada track sebelumnya.

???????????????????????????????

Puncak bayangan Manglayang!

This slideshow requires JavaScript.

Tadinya mau memotret keindahan kota dari atas sini, namun kabut sedang menyelimuti.Saya putuskan tidak jadi memotret. Membiarkan segala pemandangan indah itu terekam selamanya di dalam fikiran dan hati saya, aiih! Kami hanya beberapa menit di puncak bayangan, dan segera kembali menuju teman-teman kami yang sedang beristirahat. Saya beristirahat beberapa menit. Kemudia dibangunkan karena kami akan segera kembali pulang.

???????????????????????????????

Kami membereskan sisa-sisa makanan kami. Melipat tikar dan bersiap turun kembali. Perjalanan turun selalu lebih sulit. Harus pintar menjaga keseimbangan badan ketika turun. Baru sekitar 5 menit perjalanan, sendal saya solnya terbuka. Memang sedari berangkat sudah terbuka, dan akhirnya menyerah. Saya turun tanpa alas kaki. Setengah perjalanan kami, tiba-tiba hujan mengguyur. Kami semua telah mempersiapkan jas hujan. Track menjadi lebih licin dari sebelumnya, sehingga saya yang tanpa alas kaki harus siap berpegangan ke akar dan ranting terdekat apabila akan terpeleset.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

3 jam, sekitar pukul 14.00 kemudian kami sampai kembali di Batu Kuda. Hujan pun reda. Segar. Kami beristirahat di warung, minum teh dan makan mie rebus. Hangat. Shalat dzuhur dan bersiap kembali ke rumah masing-masing.

This slideshow requires JavaScript.

 Alhamdulillah atas nikmat berolahraga dan fisik yang sehat. Semoga ini bukan pendakian yang terakhir.

p.s : selama perjalanan saya tidak mendengarkan Bon Iver dan Fleet Foxes, tapi mendengarkan latmiya dan doa Tawasul. Pendakian syariah 😛

Kado Milad Sayyidah Fathimah (as)

Fun! Jadi begini, hari Minggu kemarin, dalam rangka berbagi kebahagiaan atas kelahiran putri Nabi tercinta Sayyidah Fathimah (as) yang jatuh setiap tanggal 20 Jumadil Tsani, saya membuat acara sendiri bersama seorang teman saya, Mba Ina. Melihat saudara kita yang lain berbagi ratusan bunga di Bundaran Hotel Indonesia, kami pun berdua berkeliling sekitar Gedung Sate sampai ke Jl. Supratman. Senang! Berikut foto-fotonya!

???????????????????????????????

This slideshow requires JavaScript.

page

Oh ya, saya juga ingin berbagi kutipan surat seorang ayah untuk anaknya yang saya baca dari salah satu grup di whats app. Ditulis oleh Ust. Miftah F. Rakhmat. Berikut puisi indahnya:

Seorang anak membuka surat dari ayahnya,

“Salamku untukmu anakku sayang, juga rindu untuk ibumu. Aku mulai denganmu dan ibumu karena kali ini akan aku kisahkan teladan Guru Agung dalam keluarga. Tentang seorang ayah dan ibu. Tentang sepasang mentari dan rembulan. Tentang  tempat terbitnya dan terbenam. Ibarat dua lautan yang dipertemukan, tak satu pun mampu melampaui batas yang lainnya. Yang satu pangeran gagah perkasa. Yang lainnya putri teramat jelita.

Merekalah sumber mutiara dan batu merah delima. Yang satu putih bersih, yang lainnya membersit memerah darah. Dan dari keduanya teruntai permata nan tak terpecahkan. 

Sepasang Guru Agung ini mengajarkan rahasia semesta. Yaitu gigih memperjuangkan hak walau tubuh hancur berderai, walau buaian gugur terjuntai, walau rumah berlempung pasir itu terbakar. Ia ajarkan teguh sampaikan kebenaran. 

Atau bersabar demi kebaikan yang lebih besar. Menunggu untuk tujuan yang lebih luhur. Menanti untuk cita mulia, hingga satu saat tertumpah itu rindu.

Sebagai keluarga, mereka dahulukan sesama. Mereka rela lapar asalkan anak yatim, miskin dan tawanan tertidur dengan kenyangnya. Dalam doa yang dipanjatkan, terdapat semua handai taulan, tapi tak satu pun untuk diri sendiri.

Bila sang pangeran berangkat perang, sang putri menunggu sepenuh tenang. Nampan di depan dan kain di tangan menyambut sang ksatria pulang. “Duhai,” ujarnya, “belum lagi lukamu yang lama sembuh, luka baru sudah datang.”

Bila sang putri berdoa, semesta memuja bersamanya. Bila ia berduka, gemintang menangis karenanya.

Kenali mereka, anakku sayang. Karena mereka sumber bahagiamu. Seberat apa pun deritamu, mereka telah memikulnya, bahkan jauh dari itu. Kapan saja ada beban, lihat sinar mereka. Kapan saja ada kesulitan, baca kisah mereka.

Akhirnya.. Let me humbly send congratulation not only to Muslim women but also to all women in the world on the birth anniversary of Sayyidatina Fathimah Zahra (sa), may we blessed enough to follow her step and crossed path with her in heaven. Alhamdulillah for her wiladah.