Nomadic Heart

Pernah bertanya pada diri sendiri, di tengah malam ketika tangan sibuk memilah barang apa saja yang akan disertakan untuk perjalanan beberapa hari ke depan.

“kenapa harus melakukan perjalanan-perjalanan ini sendiri? sampai kapan akan demikian?”

go ahead.

karena ternyata, kadangkala teman perjalanan terbaik bukanlah melulu yang bersamamu merangkai setiap rencana perjalanan, menyiapkan perlengkapan bersama, dan mengukur jarak bersama.

Teman perjalanan yang terbaik kadangkala adalah senyum sapa penjual sarapan pagi di kota barumu selagi kamu masih belum juga mandi, mereka yang menceritakan kotanya dengan penuh bangga di balik kemudi, mereka yang membuka bekal perjalanannya denganmu untuk berbagi, rintik hujan pagi hari di tepi candi, hembus angin di balik dedaunan, doa para terkasih dari kejauhan… dan… rasa rindu yang menarikmu  untuk segera pulang.

setiap perjalanan mengajarkamu kemana seharusnya kamu kembali.

(rindu yang hebat untuk teman-teman perjalananku : bunga-bunga aneka warna mencolok yang tengah bermekaran di Gardens By The Bay, melihat kerlip cahaya Singapura malam dari 800 meter ketinggian, senyum tanpa gigi seorang Ibu yang memakai kebaya sepulang dari pasar di angkutan menuju Ullen Sentalu, semilir angin di Taman Sari, buah kersen dari tangan pengemudi di Kediri, sepasang tangan yang kasar namun begitu penuh kehati-hatian menyentuh kitab Jawi di Gua Maria Kediri, rona-rona merah di Blitar, bulan sempurna berkeliling bintang dipandang sembari terlentang di atas hamparan pasir pantai Untung Jawa,  kabut pagi di Bromo, suara rel kereta yang bertabrakan dengan roda besinya tak sejalang dengan hatimu yang sepi,  suara para peziarah bersahutan melantunkan doa dan pujian di tepi astana para pemimpin pesantren di Jombang, hujan di Trowulan, bunga kamboja menjatuhkan diri di dinding candi-candi Majapahit, senyapnya makam pendita di Bayat dalam lantunan doa  di hati para pemuja, satu langkah kaki peziarah Gua Maria Bayat yang memunguti setiap helai daun yang dilaluinya, mengamati setiap bahagianya perjumpaan dan beratnya perpisahan di kursi tunggu Stasiun Kutoarjo,  dan… degup hati ketika akhirnya sampai di sebuah kota yang sangat enggan kau datangi namun tak jua kau beranjak darinya demi sebuah pembuktian bahwa hatimu begitu kuat untuk merelakan semuanya benar-benar berakhir..)

perjalanan tak ubahnya sebuah ziarah panjang para penempuh perjalanan di dunia, sebuah perjalanan spiritualitas yang mengungkapkan fakta bahwa banyak hati yang sepi, hati yang patah, hati yang berprasangka, hati yang bersukaria, yang masing-masing seperti ingin saling mencari dan melengkapi. Menjelajahi setiap hati dari para penempuh perjalanan di dunia, termasuk dirinya sendiri.

.. berhentilah menandai peta, biarkan hatimu yang memandu ..

– teman perjalanan (nomadic heart)

semakin sering kamu melakukan perjalanan, kamu akan menyadari betapa hatimu bukannya sulit untuk dimiliki, namun hatimu tertinggal di setiap tempat yang telah kamu kunjungi, serpihannya tercecer di setiap sudut tempat-tempat itu..

nomadic heart.

p.s : no pictures are enough to describe how i miss my traveling.

Mount Bromo and the Price of Happiness

real tears when i read the post. it takes only seconds how so related your post to me, remembering how that praying platform really happened to me on my visit to Bromo some months ago.

me and my friend rushed to have wudhu to perform Shubuh, lay the prayer mat on the ground and some visitors stepped on it.. and it was feel so bad, how can seeking best moment of sunrise can be so unconscious.

being in such condition, thinking is the prayer would make other visitors disturbed? my Lord is really Merciful, so we held our prayers to some minutes after the visitors are calm down.. and it feels so bad, because the sun started to rise brighter, means we missed the Subhuh on time..

it’s all about choices.. and Allah is really Merciful..

and after that praying incident, just like you, i don’t know how i don’t really interested in taking picture again.. i just breath the air, feel the breeze.. keep everything in my memory.

Bromo was so enchanting.. and pictures couldn’t get enough to express how breath taking the Bromo is.

thank you for sharing Mba Hanny.

IMG_0375

IMG_0437

 

love and salaam

– m –

 

p.s: written with love and prayers for Bromo.

Glimpse of Yogyakarta, Klaten, Prembun, Purworejo, Kutoarjo

last week i went to travel to some cities of Central Java alone. I don’t know how.. the way cities of Java steal my heart, the heart that has no a hometown, the heart that hopelessly asking where it really belongs.

and just right when the train wheels started collided with the rails and take me back to Bandung, my heart is breaking. and the warm tears started down on my face. cities of central Java has made me so easy to come, so hard to leave.

entah bagaimana… candi-candi di Yogyakarta, Makam para Pendita dan Gua Maria di Bayat, danau Wadaslintang dan gardu pandang Bukit Rayang di Prembun, mesjid Kauman di Purworejo, dan kursi tunggu di Stasiun Kutoarjo tiba-tiba terasa seperti rumah bagi saya, dan berat hati  untuk pergi darinya.

view from Train

view from Train

3

????????????????????????????????????

5

6

9

10

11

.. beautiful souls : pilgrims in Sunan Padan Arang graveyard, Bayat – Klaten ..

12

.. Marian Cave, Bayat, Klaten ..

.. Marian Cave in Bayat, Klaten ..

.. accidentally touchdown to Prembun, and have no idea where to go or what to do in that place, but Allah guide me to a beautiful ending, masha Allah ..

.. accidentally touchdown to Prembun, and have no idea where to go or what to do in that place, but Allah guide me to a beautiful ending, masha Allah ..

.. beautiful souls in public transportation, en route to Wadaslintang Reservoir ..

.. beautiful souls in public transportation, en route to Wadaslintang Reservoir ..

.. chilling with local natives ..

.. chilling with local natives, cuties! ..

.. berhentilah menandai peta, biarkan hatimu yang memandu ..

can you notice Mt. Rayang from where i stand?

.. the best name to be whispered on my lips, to be heard on my ears; Ali ..  how many paths i have traveled, to realize that there is no paths but yours, sayyedna ..

.. the best name to be whispered on my lips, to be heard on my ears; Ali .. how many paths i have traveled, to realize that there is no paths but yours, sayyedii ..

19

.. gardu pandang ..

.. gardu pandang Gn. Mujil, Kebumen ..

.. berhentilah menandai peta, biarkan hatimu yang memandu ..

.. the couple are hugging each other, so hard to let go, me; ready to sleep in a corner of Kutoarjo Station, waiting for my train to come, Sarung Mangga covers me! ..

.. the couple are hugging each other, so hard to let go, me; ready to sleep in a corner of Kutoarjo Station, waiting for my train to come, Sarung Mangga covers me! ..

25

.. waiting for my train in Kutoarjo Station, 00.00 am ..

.. view from the train ..

.. view from the train ..

Spoiler : Backpacking ke Kediri dan Blitar

(klik gambar untuk ukuran gambar lebih besar)

.. Kediri ..

1 ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ???????????????????????????????

 .. Blitar ..

??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ???????????????????????????????

.. Kediri Malam ..

??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ???????????????????????????????

.. Kediri lagi ..

??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? 19 Gua Maria Pohsarang Kediri ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ??????????????????????????????? ???????????????????????????????

.. pulang ..

???????????????????????????????

Sedang Merencanakan Perjalanan ke Kediri-Blitar.

Rencana Itinerary Kediri-Blitar

.. real itinerary trip Kediri - Blitar ..

.. real itinerary trip Kediri – Blitar ..

Rutenya; naik KA Kahuripan dari Bandung sampai Kediri, lalu dari Kediri naik kereta api KRD ke Blitar, lalu kembali lagi ke Kediri untuk pulang ke Bandung via kereta yang sama. Tadinya mau sekalian ke Jombang, karena acara utama dari perjalanan ini adalah perjalanan ziarah, hehe. Jadi kalau ke Jombang, bisa sekalian berziarah ke makam Alm Gusdur. Namun dilihat dari peta rute kereta KRD yang juga harus disesuaikan dengan waktu yang saya miliki, akhirnya saya hapus Jombang dari daftar. Saya memutuskan untuk berziarah ke Makam Pak Sukarno di Blitar, dan city sight disana. Ini karena posisi kedua kota (Blitar dan Jombang) yang tidak satu jalur dari arah Kediri. Sehingga rute kereta yang memungkinkan mencapai keduanya, harus bolak-balik ke Kediri lagi, hihi. Dan dengan waktu yang hanya sedikit, susah untuk menyesuaikan jadwal keretanya. Andai saja saya ambil cuti 1 hariii saja, pasti waktunya akan cukup. Sedangkan rencana perjalanan ini hanya akan memanfaatkan waktu libur Sabtu-Minggu.

Tapi, selayaknya setiap rencana perjalanan, selalu membuat saya excited! 2 minggu lalu saya ke Jogja-Solo, dan kenangannya semoga selalu terpatri di ingatan saya. Akan sulit untuk merelakan kenangan akan kebahagiaan itu dari ingatan saya. Wah.. tapi ko belum sempat dituliskan? Hehe. Sejujurnya selalu malas menceritakan cerita perjalanan. Banyak yang tersimpan di draft, kemudian hapus begitu saja. Bingung juga memilah-milah foto yang asik! Hehe.

Oh ya, selain berziarah ke Pak Sukarno, perjalanan Kediri-Blitar kali ini akan lebih banyak city sight.! Saya pribadi, lebih suka perjalanan yang berkaitan dengan kultur masyarakat, agama, heritage, dan city sight. Oleh karena itu.. pasar tradisional dan mesjid di daerah yang saya kunjungi selalu menjadi favorit saya! Hehe. Saya jarang sekali memilih wisata pantai. Entah, tidak pernah terlalu tertarik. Kalaupun wisata alam, saya akan lebih suka hutan, gua-gua, atau pegunungan. Akan lebih menyenangkan memeluk alam dalam kedinginan daripada dalam kepanasan. Apa sih?! 😀

Oh ya, saya juga berencana mengunjungi Gua Maria di Kediri dan situs-situs Katolik di sekitarnya. Jika rencananya berjalan dengan baik, maka Gua Maria Kediri akan menjadi Gua Maria kedua di Indonesia yang saya kunjungi.

Akhirnya, saya berdoa semoga berkah perjalanan ini diberikan Allah kepada saya.. 🙂