Sebulan terakhir banyak ketemu orang asing yang secara instan merubah cara pandang saya dalam banyak hal. Entah bagaimana semesta bekerja atas kuasa-NYA mengantarkan mereka begitu indahnya ke dalam kehidupan saya.
***
…
- Saya sedang berjalan sore hari sepulang kerja, ketika sebuah motor yang dikendarai seorang ibu berjilbab menghampiri saya, dengan ramah menawarkan tumpangan, ternyata (entah bagaimana) tujuan kami satu arah, menuju supermarket yang sama. Pertama, saya menolak tawarannya dengan halus. Bukan karena curiga (meski ada sedikit hal itu dalam hati saya), tapi lebih dari itu saya terbiasa menyusuri jalanan itu sepulang saya kerja untuk mengulur rasa. yap, suasana sore hari sepulang kerja rentan galau ketika lampu-lampu hias mulai menyala, haha. akhirnya setuju turut serta, karena permintaannya agar jangan curiga kepada sesama muslim. 🙂
Di perjalanan dan di supermarket itu kami bercerita. Ternyata suaminya adalah seorang mualaf asal Amerika yang sedang mempelajari Islam lebih dalam, sehingga mereka sedang mencari seorang yang ahli dalam bidang itu. Kami berbagi tentang pengajian yang masing-masing kami ikuti, dan saya merekomendasikan beberapa nama untuk beliau hubungi terkait ini. Pada perpisahan, kami bertukar nomor telepon.
Seringkali tiba-tiba beliau mengirimi saya pesan di whatsapp, entah itu sekedar mengucapkan selamat pagi atau mengirimkan doa singkat. Beberapa hari lalu, saya mengiriminya salah satu buku favorit saya ke alamat rumahnya. Ternyata, buku itu sampai tepat sehari sebelum keberangkatannya ke luar negeri, pulang sejenak ke kampung halaman suaminya. Buku itu dibawanya untuk menemani perjalanan mereka. sweet!
***
…
- Saya memberhentikan seorang penjual kue putu untuk membelinya, di tengah perjalanan saya sepulang kerja. Tetiba seorang ibu menghampiri juga, dan kami membeli kue bersama di depan rumahnya. Penjual kue putu itu pastilah mendapatkan pahala sedemikian rupa, karena jualannya itu akhirnya saya berbincang banyak dengan Ibu tersebut. Tentang tempat tinggal masing-masing, keluarga masing-masing, dan tawarannya untuk mampir di rumahnya kapan-kapan ketika ada waktu. Rumahnya setiap hari saya lewati.
“saya juga punya anak yang kerja di IT juga loh mba, nanti saya kenalkan..”
kalimat terakhir dari beliau sebelum saya mengucapkan salam perpisahan. awkward.. 😛
beberapa hari lalu, ketika saya berangkat kerja, ternyata Ibunya sedang memanen mangga, dan saya menyapanya. Berterima kasih karena saya mengingatnya, katanya. teaaars! kenapa seramah itu?! kemudian beliau memberikan saya beberapa buah mangga hasil panen tersebut, berkah banget ya!
“maaf lho mba milta, pasti mba milta tiap lewat sini mbatin ya.. ko mangganya ngga dipanen-panen, padahal udah matang.. saya merasa dosa loh mba, takut banyak yang mbatin..”
“aah ibu, saya malah lebih berharap ketemu Ibu dibanding dikasih mangganya..”
alhamdulillah, jadi punya tetangga yang punya mangga 😀
***
…
- Saya sedang membuka tali sepatu untuk bersiap menunaikan shalat di sebuah mushala, ketika tiba-tiba 2 anak kecil menghampiri saya dan mengagetkan dengan sapaan “teteh cantiik..!”
eh, they are talking to me? 🙂
Namanya Indira dan Salma. Beberapa menit kemudian mereka sudah akrab dengan saya, dan seolah ingin menunjukkan kepada saya apa saja yang mereka sukai. salah satu dari mereka mengambil seekor kucing liar, satu yang lainnya membeli sosis. Ternyata mereka hendak memberi makan kucing liar itu. entah bagaimana, kucing liar itu begitu penurut kepada mereka. pastilah karena kelembutan hati mereka.
we pray together.. shared stories and laughter. they are so so so cute, i could cry for the cuteness, wallahi!
“Teteh meuni baik ih, kalau nanti menikah undang kita ya, mau liat teteh baik menikah pakai gaun… “
*real tears for the cuteness!
Indira memaksa saya ikut ke rumahnya untuk menunjukkan sesuatu. Sepanjang jalan menuju rumah Indira, mereka berdua tak mau melepaskan tangan mereka dari genggamannya kepada tangan saya (beneran menangis ketika menuliskan ini! they are so beautiful as heaven!). Ketika sampai di rumahnya, Indira ternyata hendak menunjukkan kucing Persia kesayangannya. Dan beberapa saat kami berbincang di bale-bale halaman rumahnya. mereka tidak menyadari, bahwa saya tidak tertarik kucing, hehhe.
ketika saya berpamit pulang, air mata! pernahkah anda merasakan dipeluk dengan sepenuh hati, dengan seluruh jiwa mereka, with their entire being? embracing them to both; let them go and hold them tight in your embrace?
saya beranjak dari mereka dengan air mata, padahal bisa mendatangi mereka kapan saja. tapi, rasanya pelukan keengganan mereka melepaskan sayaa…daaaamnn.. i wanna take them to my house!
… lambaikan tangan agar pergi lebih mudah …
tapi kemudian menjadi lebih berat, ketika saya telah berjalan beberapa meter dan tiba-tiba berbalik karena mereka memanggil dari kejauhan;
teteh cantiik.. dadaaah..
ain’t they are too sweet?! yes.
***
…
- seseorang entah darimana menemukan saya melalui blog ini, tenggelam di dalamnya hingga tulisan pertama di 2009 (itu berarti 800an lebih cerita tentang kehidupan saya dibacanya). Hanya berbekal nama penulis blog ini, dia mencari saya begitu rupa dan tak berhasil menemukan saya di sosial media. Tak berhenti disana, kemudian mengirim acak email dengan beberapa kombinasi email yang mengandung nama saya, dan tak ada satupun yang berhasil. Entah bagaimana, semesta mendukungnya. Sebuah titik terang untuknya kemudian dia menemukan saya, dan kami berkirim pesan satu sama lain.
Di ajakannya yang ke-4 saya kemudian setuju untuk bertemu. aaaand.. he’s more amazing in person! a beautiful soul he has. and Alhamdulillah, we are mutual in so many things (hobbies, ideas, places to go, food, and point of views). Such a nice stranger you want to meet at least once in your life!
***
…
Some strangers were came into your life, but not supposed to be with you forever. They departed, and spend some time with you purifying you before they leave to keep spreading their blessing to others. May you be blessed to meet beautiful strangers too.
…